A. KD Mengevaluasi dan Mengkonfigurasi DNS Server
3.2.1 Menjelaskan konsep DNS Server
3.2.2 Menentukan cara konfigurasi DNS Server
4.2.1 Melakukan konfigurasi DNS Server
4.2.2 Menguji hasil konfigurasi DNS Server
4.2.3 Membuat laporan konfigurasi DNS Server
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar ini siswa diharapkan :
- Siswa dapat menjelaskan konsep DNS Server
- Siswa dapat menentukan cara konfigurasi DNS Server
- Siswa dapat mengkonfigurasi DNS Server
- Siswa dapat menguji hasil konfigurasi DNS Server
- Siswa dapat membuat laporan konfigurasi DNS Server
C. Materi dan Kegiaan Pembelajaran
SEJARAH DNS
Penggunaan nama sebagai pengabstraksi alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia mengalahkan TCP/IP, dan kembali ke jaman ARPAnet. Dahulu, setiap komputer di jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International), yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara teknis, file ini masih ada – sebagian besar sistem operasi modern menggunakannya baik secara baku maupun melalui konfigurasi, dapat melihat Hosts file untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS). Namun,, sistem tersebut diatas mewarisi beberapa keterbatasan yang mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap file Hosts.
Dengan berkembangnya jaringan komputer, membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut secara dinamis. Inilah DNS.
Paul Mockapetris menemukan DNS di tahun 1983; spesifikasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS.
PENGERTIAN DNS
Sebelum adanya DNS, awal mulanya jaringan komputer menggunakan file host yang berisi informasi mengenai nama komputer beserta alamat IP-nya.
File jenis ini sangatlah merepotkan dan juga tidak efisien bagi pengguna internet dikarenakan kita harus copy versi terbaru dari file hosts di setiap lokasi pada jaringan internet. Maka dari itu, DNS dibuat guna menggantikan peran dari file hosts tersebut.
Domain name system atau yang biasa disingkat dengan DNS merupakan sebuah sistem yang berfungsi menterjemahkan alamat IP ke nama domain atau sebaliknya, dari nama domain ke alamat IP. Jadi, host komputer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server yang kemudian dipetakan ke dalam alamat IP oleh DNS.
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.
Sebagai contoh, ketika anda mengetikkan sebuah alamat suatu website misalkan : detik.com, maka DNS akan menterjemahkannya ke dalam alamat IP : 203.190.242.69 agar dapat dimengerti oleh komputer.
DNS biasanya digunakan pada aplikasi yang terhubung pada internet seperti web browser maupun pada sebuah layanan email.Selain itu, DNS juga dapat di terapkan pada private network maupun intranet. Berikut beberapa kelebihan yang dimiliki oleh DNS :
Dengan menggunakan DNS, pengguna tidak perlu lagi menghafalkan alamat IP dari sebuah komputer maupun situs pada jaringan internet. Cukup menghafalkan host name atau nama domainnya saja.
Bisa jadi alamat IP pada sebuah komputer bisa berubah, tetapi host name (nama komputer) tidak dapat berubah. Maka dari itu, DNS cenderung konsisten.
DNS sangat mudah di implementasikan dengan protocol internet seperti TCP/ IP.
CARA KERJA DNS
Untuk menjalankan tugasnya, server DNS memerlukan program client yang bernama resolver untuk menghubungkan setiap komputer user dengan server DNS. Program resolver yang dimaksud adalah web browser dan mail client. Jadi untuk terhubung ke server DNS, kita perlu menginstall web browser atau mail client pada komputer kita.

DNS resolver melakukan pencarian alamat host pada file hosts. Jika alamat host yang dicari sudah ditemukan dan diberikan, maka proses selesai.
DNS resolver melakukan pencarian pada data cache yang sudah dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya. Bila ada, kemudian disimpan dalam data cache lalu hasilnya diberikan dan selesai.
DNS resolver melakukan pencarian pada alamat server DNS pertama yang telah ditentukan oleh pengguna.
Server DNS ditugaskan untuk mencari nama domain pada cache-nya.
Apabila nama domain yang dicari oleh server DNS tidak ditemukan, maka pencarian dilakukan dengan melihat file database (zones) yang dimiliki oleh server.
Apabila masih tidak ditemukan, pencarian dilakukan dengan menghubungi server DNS lain yang masih terkait dengan server yang dimaksud. Jika sudah ditemukan kemudian disimpan dalam cache lalu hasilnya diberikan.
Jadi, jika apa yang dicari di server DNS pertama tidak ditemukan. Pencarian dilanjutkan pada server DNS kedua dan seterusnya dengan 6 proses yang sama seperti di atas.Perlu dicatat, pencarian dari client ke sejumlah server DNS dikenal dengan istilah proses pencarian iteratif sedangkan proses pencarian domain antar server DNS dikenal dengan istilah pencarian rekursif.
Pengertian beberapa bagian dari nama domain
Sebuah nama domain biasanya terdiri dari dua bagian atau lebih (secara teknis disebut label), dipisahkan dengan titik.
Label paling kanan menyatakan top-level domain – domain tingkat atas/tinggi (misalkan, alamat www.wikipedia.org memiliki top-level domain org).
Setiap label di sebelah kirinya menyatakan sebuah sub-divisi atau subdomain dari domain yang lebih tinggi. Catatan: “subdomain” menyatakan ketergantungan relatif, bukan absolut. Contoh: wikipedia.org merupakan subdomain dari domain org, dan id.wikipedia.org dapat membentuk subdomain dari domain wikipedia.org (pada prakteknya, id.wikipedia.org sesungguhnya mewakili sebuah nama host – lihat dibawah). Secara teori, pembagian seperti ini dapat mencapai kedalaman 127 level, dan setiap label dapat terbentuk sampai dengan 63 karakter, selama total nama domain tidak melebihi panjang 255 karakter. Tetapi secara praktek, beberapa pendaftar nama domain (domain name registry) memiliki batas yang lebih sedikit.
Terakhir, bagian paling kiri dari bagian nama domain (biasanya) menyatakan nama host. Sisa dari nama domain menyatakan cara untuk membangun jalur logis untuk informasi yang dibutuhkan; nama host adalah tujuan sebenarnya dari nama sistem yang dicari alamat IP-nya. Contoh: nama domain www.wikipedia.org memiliki nama host “www”.
Hirarki Dalam Domain
DNS memiliki kumpulan hirarki dari DNS servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informasi tentang domain tersebut dan nama-nama server dari setiap domain di-”bawah”-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root servers induk server nama: server yang ditanyakan ketika mencari (resolving) dari sebuah nama domain tertinggi (top-level domain).
Menambahkan DNS
Agar server Debian dapat terkoneksi ke Internet, harus kita tambahkan dns-name-server terlebih dahulu.
Biasanya DNS tersebut, kita dapatkan dari ISP (Internet Service Provider).
Daftarkan DNS tersebut pada file resolv.conf.
Jika file resolv.conf belum ada, ya
tinggal buat saja file tersebut secara manual.
debian-server:/home/tkj# vim
/etc/resolv.conf
search debian.edu
nameserver 192.168.10.1
nameserver 119.2.40.21
2.5. Setting
Repositori
Installasi
software pada system operasi inux bisa dilakukan melalui berbagai cara. Mulai
lewat CD, DVD, Flashdisk, ataupun melalui media jaringan seperti HTTP dan FTP.
Kurang lebih seluruh software dalam distro Debian Lenny dikemas dalam 16 CD,
atau tepatnya 5 DVD.
2.5.1. Installasi Software via DVD/CD
Cara
ini kita gunakan jika server Debian tidak terkoneksi ke Internet, alias hanya
untuk jaringan Lokal. Kelebihanya adalah installasi software lebih cepat
dibanding installasi melalui media jaringan. Masukan CD/DVD Debian pada
DVD-ROM, kemudian gunakan perintah berikut.
debian-server:/home/tkj#
apt-cdrom add
debian-server:/home/tkj# apt-get
update
Jika
terdapat 5 DVD, masukan DVD tersebut satu persatu. Kemudian lakukan hal yang
sama seperti cara di atas.
2.5.2. Repositori via Jaringan
Untuk installasi
software melalui media jaringan, dibutuhkan sebuah server khusus yang bernama
Repositori Server. Repositori Server tersebut berisi file-file binary dari
seluruh paket software sebuah distro Linux. Dimana pada nantinya software
tersebut dapat didownload, atau bahkan diinstall langsung oleh client Linux
melalui media jaringan.
Semua
alamat repositori diletakan pada file sources.list
berikut.
debian-server:/home/tkj# vim
/etc/apt/sources.list
# Ropository via DVD/CD
#deb cdrom:[Debian GNU/Linux
5.0.0 _Lenny_ - Official i386 DVD Binary-1 20090214-16:54]/ lenny contrib main
#
# Repository Jaringan
Internasional
deb http://security.debian.org/
lenny/updates main contrib
deb-src
http://security.debian.org/ lenny/updates main contrib
Tambahkan
alamat Repositori Server pada file tersebut. Dan beri tanda “#” yang berarti Disable, pada alamat
repositori yang tidak diperlukan.
Update
database repositori, agar dapat mengenali seluruh paket software yang tersedia.
debian-server:/home/tkj# apt-get
update
debian-server:/home/tkj# apt-get
upgrade
2.6. Ip
Address Alias
Ip Address Alias adalah suatu kondisi, dimana kita diharuskan
menggunakan dua atau lebih Ip Address dalam satu NIC (just One network
adapter). Seolah-olah computer kita memiliki dua buah NIC, dan terkoneksi dalam
dua atau lebih jaringan yang berbeda.
Masih
dalam file interfaces, tinggal
tambahkan scripts untuk Ip Alias berikut. Dalam Ip Address Alias, tinggal
tambahkan sub-nomor di belakang nama interface
asli. Misal eth0:0, eth0:1, eth0:2
atau eth1:0, eth1:1 dan seterusnya.
debian-server:/home/tkj# vim
/etc/network/interfaces
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback
#
The local network interface auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.10.1
netmask 255.255.255.0
network 192.168.10.0
broadcast 192.168.10.255
gateway 192.168.10.254
dns-nameservers 192.168.10.1
The local alias network interface auto eth0:0
iface eth0:0 inet static
address 10.10.10.1
netmask 255.255.255.0
Jangan
lupa untuk selalu merestart service networking, setiap kali selesai
mengkonfigurasinya.
debian-server:/home/tkj#
/etc/init.d/networking restart
2.7. Host
Name
HostName
digunakan untuk penamaan pada setiap computer dalam jaringan, agar memiliki
nama mesin yang berbeda. HostName tersebut memudahkan kita dalam membedakan
setiap computer dalam jaringan, dibandingkan menghafal setiap Ip Address yang
berbentuk numerik. Pada system operasi Linux dan Windows, layanan tersebut berjalan
pada protocol NetBIOS.
Secara
otomatis, ketika kita meng-install system operasi Debian, kita akan ditanya
terlebih dahulu tentang pemberian nama HostName tersebut. Namun kita masih
dapat merubah nama HostName tersebut, tanpa install ulang tentunya.
Buka
dan edit file hosts berikut, dan tambahkan Ip Address pada baris
kedua, kemudian domain, lalu hostname.
debian-server:/home/tkj# vim
/etc/hosts
127.0.0.1 |
localhost |
|
192.168.10.1 |
debian.edu |
debian-server |
#. . . |
|
|
File
konfigurasi kedua adalah untuk HostName-nya sendiri.
debian-server:/home/tkj# vim
/etc/hostname
debian-server
Atau
untuk cara cepatnya, bisa menggunakan perintah echo.
debian-server:/home/tkj# echo “debian-server” > /etc/hostname
debian-server:/home/tkj# cat /etc/hostname
debian-server
Restart,
agar nama HostName tersebut diaplikasikan langsung oleh system Debian.
debian-server:/home/tkj#
/bin/hostname –F /etc/hostname
debian-server:/home/tkj#
hostname
debian-server
DNS Server
Domain Name System adalah
suatu metode untuk meng-konversikan Ip Address (numerik) suatu komputer ke
dalam suatu nama domain (alphabetic), ataupun sebaliknya. Yang memudahkan kita
dalam mengingat computer tersebut. Misalnya, server Debian memiliki alamat Ip
Address sekian, namun pada umumnya, orang tidak akan mudah mengingat alamat Ip
dalam bentuk numerik tersebut. Dengan adanya DNS Server, kita bisa mengakses
halaman situs dari server Debian tersebut hanya dengan mengakses nama
Domain-nya (www.debian.edu), tanpa mengingat
Ip Address dari computer tersebut.
4.1.
Installasi
Bind9
(Berkeley Internet Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi linux yang
sangat populer sebagai DNS Server, dan hampir semua distro linux menggunakanya.
Selain itu, dalam konfigurasinya pun cukup mudah dimengerti, khususnya bagi
pemula awal.
debian-server:/home/tkj# apt-get
install bind9
4.2.
Konfigurasi
Berikut
file-file penting yang akan kita konfigurasi dalam DNS Server;
a.
/etc/bind/named.conf
b.
file
forward
c.
file
reverse
d.
/etc/resolv.conf
4.2.1.
Membuat Zone Domain
Bagian
ini adalah yang terpenting, dimana kita akan menentukan nama untuk Domain dari
server Debian kita nantinya. Kita boleh membuat Zone Domain menggunakan Tld
(Top Level Domain) hanya pada jaringan local (There’s no Internet Connection).
Karena sudah ada organisasi yang khusus mengatur domain Tld tersebut, contohnya
di Indonesia adalah Pandi.
Edit
dan tambahkan konfigurasi untuk forward
dan reverse, pada file named.conf atau bisa juga pada file named.conf.local. Kemudian tambahkan
script di bawah ini.
debian-server:/home/tkj# vim
/etc/bind/named.conf
#. . .
zone
"debian.edu" { //Zone Domain anda
type master;
file
"db.debian"; //lokasi file FORWARD, default
di /var/cache/bind/
};
zone
"192.in-addr.arpa" { //1 blok ip paling depan
type master;
file
"db.192"; //lokasi file REVERSE, default
di /var/cache/bind/
};
include
"/etc/bind/named.conf.local"; //membuat file named.conf.local
di process
4.2.2. File
Forward
Buat
file konfigurasi untuk file forward dari DNS tersebut. Karna konfigurasinya
cukup banyak, kita tinggal copykan saja file default yang sudah ada.
debian-server:/home/tkj# cd
/etc/bind/
debian-server:/etc/bind# cp
db.local /var/cache/bind/db.debian
debian-server:/etc/bind# vim
/var/cache/bind/db.debian
$TTL 604800
@ IN SOA debian.edu. root.debian.edu. (
2
; Serial
604800; Refresh
86400; Retry
2419200; Expire
604800 ) ;
Negative Cache TTL
;
IN |
NS |
debian.edu. |
;tambahkan “titik” di akhir
domain |
|
@ |
IN |
A |
192.168.10.1 |
|
www |
IN |
A |
192.168.10.1 |
|
ftp |
IN |
A |
192.168.10.1 |
|
sub-domain |
IN |
A |
192.168.10.1 |
;jika ingin membuat sub-domain |
mail |
IN |
A |
192.168.10.1 |
|
streaming |
IN |
A |
192.168.10.1 |
;alamat untuk streaming server |
4.2.3. File Reverse
Reverse
berfungsi untuk konversi Ip Address ke DNS. Misalnya jika kita
mengetikan Ip Address http://192.168.10.1 pada Web Browser, secara
otomatis akan redirect ke alamat www.debian.edu. Bagian ini adalah opsional,
jika kita tidak ingin mengkonfigurasi file reverse pun, juga boleh (^_^). Take
it easy, okey.
debian-server:/etc/bind# cp
db.127 /var/cache/bind/db.192
debian-server:/etc/bind# vim
/var/cache/bind/db.192
$TTL 604800
@ IN SOA debian.edu. root.debian.edu. (
1
; Serial
604800; Refresh
86400; Retry
2419200; Expire
; |
|
604800 ) |
; Negative Cache TTL |
||
|
|
|
|
|
|
@ |
IN |
NS |
debian.edu. |
;ingat “titik” |
|
1.10.168 |
IN |
PTR |
debian.edu. |
;3 blok ip
terakhir, dan dibalik |
|
4.2.4. Menambah dns-name-server
Tambahkan dns dan nameserver dari server Debian tersebut pada file resolv.conf. Agar dapat diakses melalui
computer localhost.
debian-server:/etc/bind# vim /etc/resolv.conf
search debian.edu
nameserver 192.168.10.1
Terakhir,
restart daemon dari bind9.
debian-server:/etc/bind#
/etc/init.d/bind9 restart
Bagi pemula awal, pada bagian ini sering
sekali terjadi failed. Hal ini
terjadi, karena Anda melakukan kesalahan pada satu file, yaitu file named.conf. Periksa kembali script yang
anda buat, dan sesuaikan seperti konfigurasi diatas.
4.3. Pengujian
Test apakah DNS Server
tersebut berhasil atau tidak, dengan perintah nslookup dari computer Localhost ataupun dari computer client.
debian-server:/etc/bind#
nslookup 192.168.10.1
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
1.10.168.192.in-addr.arpa name = debian.edu.
debian-server:/etc/bind#
nslookup debian.edu
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
Name : debian.edu
Jika
muncul pesan seperti ini,
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
** server can't find
debian.edu.debian.edu: SERVFAIL
Berarti masih terdapat
script yang salah, periksa dimana file yang salah tersebut. Jika pesan error
itu muncul ketika nslookup DNS,
berarti kesalahan terletak antara file
db.debian atau named.conf. Namun
jika muncul ketika di nslookup IP, berarti kesalahan di file db.192 atau named.conf.
Atau
anda bisa menggunakan perintah dig
untuk pengujian dari server localhost.
debian-server:/etc/bind# dig
debian.edu
Komentar
Posting Komentar
Nuhun sudah komentar