Kurikulum Merdeka merupakan perubahan signifikan dalam pendidikan di Indonesia.
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Merdeka menekankan pada fleksibilitas dan pilihan bagi siswa.
Berikut beberapa perbedaan utama:
Fleksibilitas:
Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak kebebasan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran yang ingin mereka pelajari. Siswa dapat memilih konsentrasi keahlian yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Sebelumnya, kurikulum lebih terstruktur dan mengikat, dengan mata pelajaran yang telah ditentukan.
Konsentrasi Keahlian:
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa memilih salah satu dari 10 bidang keahlian, seperti Teknologi Konstruksi dan Bangunan, Teknologi Manufaktur dan Rekayasa, atau Kesehatan dan Pekerjaan Sosial.
Kurikulum sebelumnya tidak memiliki konsep konsentrasi keahlian yang serupa.
Durasi Pendidikan:
Kurikulum Merdeka memiliki fleksibilitas dalam durasi pendidikan. Siswa dapat menyelesaikan program dalam 3 tahun atau 4 tahun, tergantung pada kecepatan belajar dan minat mereka.
Sebelumnya, durasi pendidikan lebih baku dan biasanya 3 tahun.
Pengembangan Karakter:
Kurikulum Merdeka juga menekankan pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kewirausahaan.
Kurikulum sebelumnya lebih berfokus pada aspek akademis.
Konsentrasi keahlian dalam Kurikulum Merdeka di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) mengacu pada bidang spesifik yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kompetensi dan keahlian yang relevan dengan jurusan tertentu.
Terdapat 10 bidang keahlian, seperti Teknologi Konstruksi dan Bangunan, Teknologi Manufaktur dan Rekayasa, serta Kesehatan dan Pekerjaan Sosial. Setiap program keahlian memiliki satu atau lebih konsentrasi keahlian yang diselenggarakan dalam program 3 tahun atau 4 tahun.
Alur Tujuan Pendidikan di Sekolah Kejuruan mengacu pada langkah-langkah yang harus diikuti dalam mencapai tujuan pendidikan kejuruan. Berikut penjelasan lebih lanjut:
Tujuan Pendidikan Kejuruan:
Tujuan pendidikan kejuruan adalah menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan dunia usaha/industri dan mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Selain itu, pendidikan kejuruan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja dan meningkatkan pilihan pendidikan bagi individu2.
Tujuan Pembelajaran (TP):
TP merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) melalui kegiatan pembelajaran.
TP disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran (CP)3.
Jadi, alur tujuan pendidikan di sekolah kejuruan melibatkan proses pembelajaran yang mengarah pada pencapaian kompetensi siswa.
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Merdeka menekankan pada fleksibilitas dan pilihan bagi siswa.
Berikut beberapa perbedaan utama:
Fleksibilitas:
Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak kebebasan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran yang ingin mereka pelajari. Siswa dapat memilih konsentrasi keahlian yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Sebelumnya, kurikulum lebih terstruktur dan mengikat, dengan mata pelajaran yang telah ditentukan.
Konsentrasi Keahlian:
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa memilih salah satu dari 10 bidang keahlian, seperti Teknologi Konstruksi dan Bangunan, Teknologi Manufaktur dan Rekayasa, atau Kesehatan dan Pekerjaan Sosial.
Kurikulum sebelumnya tidak memiliki konsep konsentrasi keahlian yang serupa.
Durasi Pendidikan:
Kurikulum Merdeka memiliki fleksibilitas dalam durasi pendidikan. Siswa dapat menyelesaikan program dalam 3 tahun atau 4 tahun, tergantung pada kecepatan belajar dan minat mereka.
Sebelumnya, durasi pendidikan lebih baku dan biasanya 3 tahun.
Pengembangan Karakter:
Kurikulum Merdeka juga menekankan pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kewirausahaan.
Kurikulum sebelumnya lebih berfokus pada aspek akademis.
Konsentrasi keahlian dalam Kurikulum Merdeka di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) mengacu pada bidang spesifik yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kompetensi dan keahlian yang relevan dengan jurusan tertentu.
Terdapat 10 bidang keahlian, seperti Teknologi Konstruksi dan Bangunan, Teknologi Manufaktur dan Rekayasa, serta Kesehatan dan Pekerjaan Sosial. Setiap program keahlian memiliki satu atau lebih konsentrasi keahlian yang diselenggarakan dalam program 3 tahun atau 4 tahun.
Alur Tujuan Pendidikan di Sekolah Kejuruan mengacu pada langkah-langkah yang harus diikuti dalam mencapai tujuan pendidikan kejuruan. Berikut penjelasan lebih lanjut:
Tujuan Pendidikan Kejuruan:
Tujuan pendidikan kejuruan adalah menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan dunia usaha/industri dan mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Selain itu, pendidikan kejuruan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja dan meningkatkan pilihan pendidikan bagi individu2.
Tujuan Pembelajaran (TP):
TP merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) melalui kegiatan pembelajaran.
TP disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran (CP)3.
Jadi, alur tujuan pendidikan di sekolah kejuruan melibatkan proses pembelajaran yang mengarah pada pencapaian kompetensi siswa.
Komentar
Posting Komentar
Nuhun sudah komentar